Resensiini megulas isi novel Di atas Sajadah Cinta hingga seluk beluk jalan ceritanya. (VLOG 7)#PBSI#FIPUMJ RESENSI NOVEL DI ATAS SAJADAH CINTA" Nama buku : Di Atas Sajadah Cinta. Pengarang : Habiburrahman El Shirazy. Penerbit : Republika , Pesantren Basmala, MD Entertainment. Tahun terbit : 2006. Tebal : 20,5 cm x 13,5 cm atau 265 halaman. Habiburrahman El Shirazy atau yg mempunyai nama pena 'Kang Abik' adalah seorang novelis yg lahir di DiatasSajadah Cinta. Sajadah Cinta: Ketika Derita Mengabadikan Cinta "Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr. Mamduh Hasan Al-Ganzouri . Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo dan Dikrektur Rumah Sakit Qashrul Aini Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. CONTOH RESENSI NOVEL - Kali ini admin postingkan contoh resensi novel di atas sajadah cinta silahkan simak di bawah ini. Identitas Buku Judul Buku Di atas sajadah cinta Pengarang Habiburrahman EL Shirazi Penerbit 1. Republik 2. Pesantren Basmallah Indonesia 3. MD entertainment Tahun terbit 2006 Jumlah halaman 265 halaman Panjang buku 20,5 x 13,5 cm Sinopsis Diceritakan oleh di sebuah kota Kufah seorang pemuda yang bernama “Zahid ” atau si ahli zahid, karena kezuhudannya meskipun ia masih muda dia di kenal masyarakat sebagai pemuda yang paling tampan dan paling mencintai masjid di kota besar waktunya ia habiskan di dalam mesjid untuk ibadah dan menuntut ilmu, Suatu hari jahid pergi ke pinggir kota ia hendak menjenguk saudaranya yang sakit. Di tengah perjalanannya ia mendengar orang yang minta tolong dan ia melihat seorang perempuan yang sedang menunggang kuda di kebun kopi yang sangat kencang. Melihat keadaan itu jahid bingung lalu ia mengangkat tangan kanannya lalu ia mengatakan “hai kuda mahkluk ALLOH,berhentilah dengan ijin ALLOH” lalu kuda itu meringkik dan berhenti’ wanita yang di punggung kuda itu terpelenting jatuh. Perempuan itu bernama Afirah tanpa disadari wanita itu telah membuka cadarnya Zahid pun melihat wajah perempuan yang cantik dan putih. Sebelum Zahid pergi Afirah member saputangan hijau pada saat malam tiba Afirah menangis dia merindui Zahid dan ia telah jatuh cinta pada nya begitupun dengan Zahid. Suatu hari jahid datang ke rumah Afirah bermaksud untuk melamar Afirah namun Abu Afirah menolaknya karena ia telah menerima lamaran abu hal itu Afirah jatuh pingsan sementara Zahid pun jatuh sakit. Kabar tentang derita Zahid tersebar ke pelosok kota Kufah dan sampai terdengar oleh Afirah lau Afirah mengirim surat dan mengungkapkan keinginananya dan Zahid pun membalasnya dan dia pun tidak bisa apa –apa dia hanya bisa berserah diri kepada ALLOH dan dia member sorban putih untuk Afirah. Membaca balasan dari Zahid ,Afirah menangis bukan karna dia kecewa tapi karna dia telah menemukan sesuatu yang dengan Zahid telah mengubah jalan hidupnya dan ia meninggalkan gaya hidupnya yang mewah. Sorban putih yany diberikan dari Zahid dijadikan sajadah tempat ia bersujud dan menangis di tengah malam dan memohon ampum dan rahmat. Di atas sajadah itulah ia menemu kan cinta yang lebih agung yaitu cinta kepada ALLOH swt. Lalu Zahid menerima surat dari Afirah bahwa abu Afirah telah memutuskan tali pertunangannya dengan Yasir dan abu Afirah menyuruh Zahid untuk melamar Afirah dan melaksanakan pernikahan. Seketika itu Zahid sujud syukur di masjid Kufah,tidak henti bibirnya mengucap kan hamdalah. Unsur Intrinsik Tema kesabaran seorang lelaki yang mencintai seorang perempuan. Penokohan - zahid baik, tampan, rajin beribadah -Afirah baik, mewah, santun -Abu Afirah bijaksana -Yasir tidak baik Alur atau jalan cerita maju Setting - tempat - mesjid - kebun kopi - rumah Afirah - waktu siang dan malam Sudut pandang Dalam novel ini penulis menceritakan orang ke 3 Gaya bahasa kebahasaan yang dipakai dalam novel ini cukup ringan dan tidak memiliki istilah-istilah asingsehingga mudah dipahami pembaca. Amanat segala masalah harus di hadapi dengan sabar dan harus berserah Diri padA ALLOH swt. Unsur Ekstrinsik Unsur psikologi yakin pada yang telah direncanakan ALLOH swt. Unsur agam kita harus rajin ibadah dan teguh pada pendirian atau prinsip sendiri Keunggulan dan kelemahan buku Keunggulan novel diatas sajadah cinta adalah novel pembangun spiritual yang banyak mengandung unsure religi dan sastra. Karena tema novel yang di angkat dalam novel ini tentang keagamaan. Kelemahan kelemahan novel ini terkadang membuat para pembaca bingung dengan alur ceritanya. 1..6 Kesimpulan novel ini sangat baik untuk and abaca, karena banyak mengandung nilai –nilai agama. dan novel ini juga dapat menambah pengetahuan ilmu. Demikianlah yang saya bagikan mengenai contoh resensi novel semoga bermanfaat. Oleh Mujawaroh Annafi Judul Cinta di Ujung Sajadah No. ISBN 978-602-7595-13-2 Penulis Asma Nadia Penerbit REPUBLIKA Tanggal terbit Juli, 2012 Cetakan Kesatu, Juli 2012 Halaman 292 Ukuran 13,5 cm x 20,5 cm Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Cinta Ayu yang tinggal bersama ayah dan ibu tiri serta dua saudari tirinya. Mendapatkan Ibu baru dan saudara baru tak membuat kehidupan Cinta lebih baik, ia hidup bak Cinderella yang mendapatkan perlakuan tak adil dari ibu dan saudari tirinya. Sang Ayah yang seharusnya menjadi pelindung bagi putri kandungnya pun lebih sering memihak kepada istrinya yang cantik bak model, meskipun ia tahu bahwa anaknya tidak bersalah. Pertengkaran di meja makan acap kali terjadi saban pagi ketika Cinta akan pergi ke sekolah. Meskipun Mama Alia, begitu Cinta memanggil ibu tirinya, cantik, hal ini tidak menular ke ke dua anak perempuannya. Anggun memiliki tubuh kurus dan kurang percaya diri dengan penampilannya, sangat kontras dengan Cantik yang memiliki tubuh gempal tapi memiliki rasa percaya diri yang tinggi tapi terkesan norak. Sedangkan Cinta, ia tidak cantik juga tidak bisa dikatakan jelek, tidak kurus juga tidak gemuk, hal ini seringkali membuat Anggun dan Cantik sangat iri dengan Cinta. Tapi Cinta tak peduli dengan perlakuan Anggun dan Cantik yang kerap memancing emosinya karena hal sepele. Tetapi Cinta tak tahan jika Anggun dan Cantik menyinggung hal tentang Ibu kandungnya. Ibu adalah sosok yang tak pernah Cinta kenal, tak tahu bagaimana rupa dan suaranya. Kerinduan tentang Ibu menjadikan Cinta terobsesi memotret foto ibu dari teman-temannya, tak terhitung jumlah jepretan dengan objek berbeda tapi dengan satu fokus, perempuan berwajah sendu dan keibuan, hanya saja itu bukan ibu Cinta. Ayah Cinta selalu menutup-nutupi kebenaran terkait ibu Cinta. Memiliki seorang Ibu Tiri tak melunaskan kerinduannya akan sosok seorang ibu. Kasih sayang yang didapatkan Cinta hanya dari Mbok Nah, pembantu rumah tangga. Berkali-kali Cinta menanyakan ke Mbok Nah, bagaimana rupa sang Ibu, namun Mbok Nah lebih memilih bungkam. Di tengah kesedihan mendapatkan perlakuan kurang baik dari saudari-saudarinya hadir seorang laki-laki tetangga barunya bernama Makky Matahari Muhammadi. Juga support selalu datang dari sahabat-sahabat Cinta di sekolah. Makky adala pria tampan yang menggeluti hobi fotografi, sejalan dengan itu ternyata Cinta juga memiliki ketertarikan yang sama meskipun masih pemula, hal ini membuat hubungan keduanya semakin dekat. Angin segar menerpa wajah Cinta, ketika berulang tahun ke 17, saat ia mulai melangkahkan kaki berhijrah menjadi diri yang lebih baik dan memutuskan untuk berhijab. Mbok Nah membeberkan semua kebenaran tentang ibu Cinta yang akhirnya membawa Cinta pergi untuk mencari keberadaan sang Ibu dan memulai sebuah perjalanan seorang diri. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan seorang pemuda yang menemaninya mengunjungi tempat-tempat berbahaya. Kebaikan hatinya memberikan rasa kepercayaan dari Cinta yang tak tahu apa-apa tentang kota yang ia kunjungi. Cinta di Ujung Sajadah, tak hanya berkisah tentang kerinduan akan ibu, tetapi juga persahabatan dan cinta. Akankah Cinta bisa menemukan Ibu Kandungnya? Bagaimana kisah sang Ibu, hingga ayah dan Mbok Nah menutup rapat segala hal tentang Ibunya kepada Cinta? Dan siapakah yang menjadi jodoh Cinta? Berawal dari pertanyaan Asma Nadia, Penulis novel ini mengemas dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami pembaca dan memulai cerita dari kisah Cinta di masa sekarang kemudian flashback menuju kehidupan Cinta di masa lalu. Tulisannya mengalir dan memiliki ending yang tak terduga. Pembaca dibuat penasaran tentang siapa ibu Cinta sebenarnya dan bagaimana kehidupan ibu Cinta di masa lalu. Satu lagi buku karya penulis hebat Indonesia yang tidak lekang oleh waktu, juga tidak bosan untuk membaca hasil karyanya. Habiburrahman El Shirazy atau yang biasa dipanggil dengan Kang Abik ini kembali mengeluarkan buku barunya, yaitu “Di Atas Sajadah Cinta”. Berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang ditulisnya, pada edisi buku kali ini merupakan kumpulan cerita yang berisi kisah-kisah teladan Islami peneguh iman dan penenteram jiwa. Oleh karena itu, tidak salah kiranya kalau sebelum membeli buku tersebut, Anda membaca sedikit resensi novel “Di Atas Sajadah Cinta” awalnya, buku kecil “Di Atas Sajadah Cinta” ini pertama kali muncul pada bulan Mei 2004, dan sudah mengalami cetak ulang sampai saat ini. Buku ini memang berisi cerita-cerita teladan Islami yang sengaja dikumpulkan Kang Abik, selain itu juga memuat beberapa cerita pendek yang sengaja ditulis Kang Abik yang terinspirasi dari kisah sahabat Kang Abik sendiri. Pada awal kemunculannya kisah cerita yang ada pada buku ini hanya berjumlah 25 cerita, namun pada kurun waktu berikutnya kisah cerita ditambah hingga mencapai 38 judul cerita. Identitas BukuJudul Di Atas Sajadah Habiburrahman El. ShirazyPenerbit Republika – Basmalah Republika terbit Cetakan XVI, Juli buku 265 Buku “Di Atas Sajadah Cinta”Sebagai kumpulan cerita Islami, tentu saja buku dengan judul “Di Atas Sajadah Cinta” ini menjadi karya yang menarik untuk dimiliki dan dibaca, bahkan salah satu judul cerita yang ada didalamnya, yaitu “Di Atas Sajadah Cinta” adalah kisah cerita yang ditulis oleh Kang Abik sendiri. Novel dengan kumpulan cerita didalamnya berisi kisah-kisah teladan Islami yang menggugah dan meneguhkan iman dan juga menentramkan membaca novel ini, Anda akan mendapatkan pesan positif dari setiap kisahnya, mulai dari kisah para nabi, sahabat nabi hingga para mujahid. Selain itu, novel ini juga menceritakan hubungan cinta seorang hamba dengan Tuhannya, bagaimana seorang hamba mengadu dan meratap pada Sang Pencipta, dan juga bagaimana seorang hamba merayu untuk mendapatkan cinta yang diridhoi oleh Sang juga Resensi Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”.Kisah pertama yang disampaikan dalam novel ini sama dengan judul bukunya yaitu “Di Atas Sajadah Cinta”, yang menceritakan kisah seiorang pemuda bernama Zahid, seorang anak muda tampan yang mencintai masjid dan juga beribadah dan menuntut ilmu di masjid. Hingga pada suatu ketika Zahid bertemu dengan gadis yang bernama Afirah, kedua anak muda ini kemudian berserah diri pada Alloh, yang pada akhirnya kedua anak muda ini dipertemukan Alloh dalam satu ikatan pernikahan kisah tersebut, masih banyak kisah cerita lain yang menggugah kita untuk meneruskan membaca novel yang penuh pelajaran Novel “Di Atas Sajadah Cinta”Sebagai novel yang memotivasi, tentu saja novel Islami ini menjadi novel pembangun jiwa bagi para pembacanya. Selain itu, berbagai kisah yang ada di dalam novel juga menjadi pembuktian bahwa cerita dengan makna positif menjadi cerita yang saat ini sangat disukai Novel “Di Atas Sajadah Cinta”Berbicara tentang kekurangan, secara alur cerita memang tidak ada kekurangan. Kekurangan yang ada hanya terletak pada desain covernya yang terlihat kurang dia, sedikit resensi novel “Di Atas Sajadah Cinta”, semoga bermanfaat, menghibur dan menginspirasi kita semua.

resensi novel diatas sajadah cinta